Menjelang penghujung tahun, pasar kini mulai bersiap-siap menyambut tahun depan yang memiliki tema besar pemulihan ekonomi. Diperkirakan, pemerataan vaksinasi, kebijakan fiskal dan finansial pemerintah, serta pertumbuhan struktural yang kuat diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun mendatang.
Bank Indonesia (BI) sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 akan berkisar 4,7%-5,5%. Senior Economist Bank DBS Indonesia Radhika Rao menilai positif target tersebut. Menurutnya, terdapat tiga hal penting yang dapat memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2022.
Baca Juga: Libur Telah Tiba! Ini Persiapan Keuangan Natal dan Tahun Baru yang Harus Dilakukan
Pertama, Indonesia diprediksi akan berhasil memberikan dosis vaksin penuh kepada 99?ri total populasi dewasa pada bulan Maret 2022. Kedua, kemungkinan Indonesia yang akan menawarkan lebih banyak investasi dan bergerak pada sektor komoditas hilir serta akselerasi digitalisasi, akan mengembalikan pada pertumbuhan yang stabil.
Program vaksinasi juga merupakan salah satu kunci dari keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia. Dengan terlaksananya program vaksinasi secara masif dan terstruktur, mobilitas masyarakat akan meningkat dan hal ini memicu aktivitas perekonomian untuk mulai berjalan kembali. Jika dapat terus dipertahankan, ekspektasi pemulihan ekonomi, serta pergerakan komponen lain seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, hingga ekspor dan impor dapat berjalan sesuai harapan
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo mengungkapkan bahwa disahkannya asumsi dasar ekonomi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2022 menjadi tolok ukur pemerintah Indonesia dalam menyongsong perekonomian di tahun 2022.
Baca Juga: GUNAKAN EMAS UNTUK MENYELAMATKANMU
Menurutnya, terdapat empat poin penting dalam kesepakatan RAPBN tersebut, yakni, pertama, pertumbuhan ekonomi disepakati berada di kisaran 5,2% hingga 5,5%. Kedua, laju inflasi ditetapkan 3%. Ketiga, nilai tukar rupiah ditentukan untuk tidak lebih dari Rp14.350 per dollar Amerika Serikat, dan terakhir, tingkat suku bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun 2022 ditetapkan sebesar 6,8%.
Sedangkan, Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengungkapkan, Indonesia akan mengalami ekspansi pertumbuhan di tahun 2022. Sebagai produsen besar dari berbagai komoditas penting dunia, Indonesia menyediakan natural hedge yang menjadi penyelamat ekonomi di tengah terjadinya inflasi tinggi di berbagai kawasan.
Selain itu, Indonesia juga memiliki structural stories yang sehat, berbeda dengan banyak negara di Asia yang mengalami peningkatan rasio utang dan jumlah penduduk memasuki usia lanjut. Beberapa hal tersebut ikut meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia, di tengah tren diversifikasi oleh investor yang dipicu masalah geopolitik serta pandemi.
Baca Juga: Jangan Lewatkan 5 Tips Mendapatkan Uang dari Facebook Tahun 2022 Ini, Dijamin Cuan!
Terkait rotasi sektoral yang sedang terjadi, ia melihatnya sebagai fenomena yang wajar didukung oleh membaiknya situasi pandemi dalam negeri. Menurutnya, ekonomi digital juga masih sangat menarik dengan prospek pertumbuhan kuat, terutama didukung oleh potensi inklusi pada indeks saham global. Ia menyebut sektor teknologi, green economy, dan telekomunikasi tetap menjadi sektor pilihan.
Ilustrasi : https://unsplash.com/photos/Nyvq2juw4_o