Jurus Keuangan yang Manjur Walau Baru Terkena PHK

Jurus Keuangan yang Manjur Walau Baru Terkena PHK

Posted By: Admin, 2022-08-08


  Share:


Tidak ada seorang pun yang berani membayangkan bila tiba-tiba harus kehilangan sumber penghasilan. Padahal, bila Anda adalah seorang karyawan, risiko kehilangan pekerjaan akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pasti selalu ada.

Baca Juga: Ide Bisnis Sebelum Pensiun di Masa Pandemi

Apabila Anda kini tengah menghadapi kenyataan pahit tersebut, wajar jika Anda masih merasa shock dan bingung harus melakukan apa. Tidak ada gunanya berlama-lama menyesali keadaan. Yang perlu Anda lakukan adalah menjaga agar keuangan tetap aman walau baru terkena PHK.

Karena, PHK bukanlah akhir dunia. Ayo bangkit dan mulai mencari solusi terbaik, terutama untuk mengamankan kondisi finansial. Walau mungkin Anda diberikan uang pesangon yang memadai, kehilangan pendapatan rutin akibat PHK dapat berimbas buruk bagi kesehatan keuangan rumah tangga.

Terutama bila Anda masih menanggung banyak cicilan utang. Jadi, jalan terbaik adalah segera mengatur strategi agar dampak PHK bagi keuangan rumah tangga bisa diminimalisir. Berikut lima langkah yang perlu Anda agar keuangan tetap aman walau baru terkena PHK.

1.Hitung kebutuhan hidup utama

Berapa sih, pengeluaran wajib yang harus Anda tutup setiap bulan? Pengeluaran wajib adalah jenis kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya karena bisa berdampak besar bagi kelangsungan hidup ataupun kesehatan finansial rumah tangga.

Antara lain, pengeluaran belanja rumah tangga seperti biaya dapur dan ongkos transportasi. Lalu, pengeluaran cicilan utang seperti kredit pemilikan rumah (KPR), cicilan kartu kredit, dan cicilan utang lain yang harus dibayarkan rutin. Juga, biaya pembayaran premi asuransi bulanan bila ada. Tak lupa, kebutuhan rutin anak seperti biaya bulanan sekolah.

Ketahui besar biaya total kebutuhan utama tersebut dan amankan. Misalnya, besar pengeluaran bulanan Anda selama ini mencapai Rp15 juta per bulan. Tapi, yang termasuk kategori kebutuhan hidup utama memakan pendapatan sekitar Rp10 juta. Anda bisa fokus di pengamanan sebesar Rp10 juta tersebut. Sedangkan sisa Rp5 juta tersebut bisa Anda abaikan atau dihemat sementara waktu.

2. Amankan dana darurat

Periksa kecukupan dana darurat yang Anda miliki. Bila Anda sudah berkeluarga dan memiliki anak, idealnya dana darurat yang Anda miliki minimal sebesar sembilan kali besar pengeluaran bulanan. Jadi, semisal pengeluaran rutin bulanan Anda mencapai Rp10 juta, dana darurat rumah tangga yang memadai adalah Rp90 juta.

Bila ternyata dana darurat yang Anda miliki tidak memadai, di sinilah fungsi uang pesangon PHK yang diberikan oleh pemberi kerja. Alokasikan uang pesangon PHK tersebut untuk dana darurat.

Kecukupan dana darurat tersebut penting untuk memastikan kelangsungan pembiayaan rumah tangga ketika mendadak sumber pendapatan terhenti. Terutama untuk pengeluaran rutin yang sifatnya tidak bisa ditunda seperti pembayaran cicilan kredit, pembayaran uang sekolah anak, dan biaya menutup kebutuhan primer sehari-hari.

Dana darurat diharapkan bisa menutup sementara kebutuhan keuangan keluarga sembari Anda mencari pekerjaan lagi. Asumsinya, dalam tiga bulan, Anda dapat memperoleh pekerjaan baru.

Baca Juga: Financial Distress, Penyakit Keuangan yang Bisa Menyerang Siapa Saja, Waspada!

3. Jangan kalap memakai uang pesangon

Ketika terkena PHK, seorang karyawan berhak mendapatkan uang pesangon. Itu adalah ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan harus dijalankan oleh perusahaan atau pemberi kerja.

Besar uang pesangon akan beragam tergantung pada masa kerja, besar gaji yang Anda dapatkan selama ini, status karyawan apakah karyawan tetap atau kontrak, juga kebijakan perusahaan. Ada perusahaan yang memberikan pesangon hingga puluhan bahkan ratusan kali gaji, ada juga yang hanya memberikan pesangon sebesar tiga bulan gaji.

Ketika mendapatkan pesangon, tidak sedikit orang yang tergoda memakainya untuk keperluan konsumtif. Misalnya, malah memakainya untuk membeli mobil, berganti gadget, bahkan digunakan untuk membiayai liburan. Ini jelas salah kaprah karena sangat membahayakan kesehatan keuangan mengingat kondisi Anda yang tidak berpenghasilan.

Apabila Anda mendapatkan uang pesangon, cobalah untuk tetap bijak dan tidak kalap memanfaatkannya. Akan lebih aman bila Anda mengikuti tujuan awal pemberian pesangon, yaitu sebagai bekal finansial sementara sampai Anda mendapatkan pekerjaan baru.

Apabila Anda memiliki utang mendesak berbiaya mahal yang harus segera dilunasi, misalnya utang kartu kredit, utang kredit tanpa agunan atau utang dari platform peer-to-peer lending, gunakan sebagian uang pesangon untuk melunasinya. Dengan begitu, Anda tidak lagi memiliki tanggungan utang mahal yang menggerogoti keuangan.

4. Sesuaikan gaya hidup

Ketika memiliki pendapatan rutin, Anda bisa lebih leluasa memenuhi berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan gaya hidup. Tapi, ketika sumber pendapatan terhenti, tidak ada jalan selain selain melakukan adaptasi dengan berhemat. Hentikan atau kurangi pengeluaran-pengeluaran gaya hidup.

Contoh kecil, bila sebelumnya Anda rutin jajan kopi setiap hari dan menghabiskan uang minimal Rp100.000, hentikan kebiasaan itu setidaknya sampai Anda mendapatkan pekerjaan lagi. Ganti kebutuhan minum kopi dengan menyeduh kopi sendiri. Pos-pos lain yang juga bisa Anda tekan antara lain, biaya berlangganan layanan streaming digital, biaya hangout tiap akhir pekan, dan lain sebagainya.

Berhemat adalah mantra yang harus Anda terapkan penuh komitmen setidaknya sampai Anda bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan baru. Dengan begitu, keamanan finansial dapat Anda pertahankan lebih lama kendati tengah menyandang status pengangguran.

5. Penuhi kebutuhan proteksi

Ketika masih bekerja di sebuah perusahaan, Anda mungkin tidak terlalu mempedulikan kebutuhan proteksi karena selama ini sudah dipenuhi oleh kantor. Perusahaan umumnya memberikan benefit ke karyawan berupa asuransi kesehatan hingga program pensiun. Tunjangan tersebut tentu ikut terhenti ketika Anda terkena PHK.

Baca Juga: Mendukung Orangtua Saat Mengalami Kesulitan Ekonomi

Kebutuhan proteksi termasuk kebutuhan penting yang perlu Anda amankan. Maka itu, ketika terkena PHK, upayakan untuk memenuhi pula kebutuhan proteksi yang masih belum aman. Belilah asuransi kesehatan terbaik untuk keluarga sesuai budget yang Anda miliki dan kebutuhan. Dengan demikian, risiko finansial kesehatan tetap terkendali saat Anda masih dalam proses mencari pekerjaan baru.

Itulah lima langkah penting yang perlu Anda tempuh ketika mendapat vonis PHK. Kehilangan pekerjaan bukan akhir segalanya. Selama Anda mengelola keuangan dengan aman, keamanan finansial dapat Anda pertahankan. Tetap semangat, ya!


Sumber: https://www.pexels.com/photo/sad-mature-businessman-thinking-about-problems-in-living-room-3772618/