Antisipasi Inflasi, Ini Cara Mengatur Keuangan Agar Hidup Tetap Tenang

Antisipasi Inflasi, Ini Cara Mengatur Keuangan Agar Hidup Tetap Tenang

Posted By: Admin, 2022-11-15


  Share:


Kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Sebagian orang berpendapat seperti itu jika ditanya soal keuangan. Harga barang dan bahan pokok melambung tinggi. Inflasi orang-orang menyebutnya.


Inflasi bagi negara berkembang seperti Indonesia menjadi bagus karena dianggap sinyal ekonomi bergerak dan daya beli masyarakatnya pun meningkat. Sehingga harga makin mahal karena adanya permintaan yang tinggi.


Baca Juga: Apa itu Inflasi dan Apa Hubungannya Dengan Harga Emas?


Akan tetapi inflasi kali ini disebabkan dari sisi pasokan yang bermasalah. Tingginya harga komoditas membuat biaya produksi jadi melambung sehingga mau tidak mau mendorong harga jual.


Satu sisi penghasilan yang diperoleh masyarakat sama saja, sementara kebutuhan pokok harus tetap dipenuhi. Disinilah penting bagi Anda untuk mengatur keuangan agar penghasilan yang dimiliki bisa memenuhi seluruh kebutuhan dan terhindar dari pengeluaran yang tidak berguna.


Lalu bagaimana cara mengatur keuangan yang terbatas ini di saat semua harga melambung tinggi?


Cara Mengatur Keuangan Saat Inflasi

1. Berhematlah

Cara mengatur keuangan yang pertama dan mudah untuk dilakukan adalah dengan berhemat. Mulailah untuk lebih berhemat dengan cara melakukan pembelian untuk kebutuhan seperlunya saja terutama kebutuhan pokok.


Tujuannya adalah agar bisa memiliki uang lebih yang bisa dialokasikan untuk hal hal lain seperti tabungan, dana darurat, melunasi atau mengurangi utang, dan investasi.


2. Atur Pengeluaran

Atur kembali yuk pengeluaran Anda. Mulailah dengan memisahkan pengeluaran-pengeluaran yang biasa Anda lakukan.


a. Pengeluaran rutin

Merupakan pengeluaran wajib dipenuhi setiap bulannya dan berhubungan dengan rumah tangga, kehidupan, seperti: Makan, belanja bulanan, listrik, telepon, air, bahan bakar, biaya sekolah anak, dan lain sebagainya.

b. Pengeluaran Tidak Rutin

Merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk kebutuhan pribadi, sifatnya tidak wajib dipenuhi setiap bulan. Contoh: biaya untuk hobi, biaya perawatan tubuh dan rambut di salon, traktir teman, kado, dan sebagainya.

c. Pengeluaran produktif

Merupakan pengeluaran yang bisa menambah manfaat untuk kemajuan diri atau penghasilan Anda, misalnya biaya pendaftaran ikut seminar atau pelatihan, membeli buku motivasi dan sebagainya. Pastikan pengeluaran tersebut memberikan hasil secara finansial pada Anda kedepannya.

d. Pengeluaran tidak produktif

Merupakan pengeluaran yang sifatnya tidak menambah manfaat untuk kemajuan diri atau pendapatan Anda. Misalnya, menonton film, nongkrong di kafe, belanja konsumtif, dan sebagainya.


Setelah Anda mengetahui pembagian pengeluaran yang biasa Anda lakukan, lakukan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan. Selisihnya bisa Anda manfaatkan untuk menambah tabungan, dana darurat, melunasi atau mengurangi utang, dan investasi.


Baca Juga: Harganya Terus Naik, Apakah Terlambat Beli Emas Sekarang?

3. Persiapkan dana darurat

Inflasi yang semakin tinggi akan menimbulkan kekhawatiran terjadinya resesi. Hal ini akan berdampak pada pengurangan gaji bahkan di PHK. Tersedianya dana darurat nantinya bisa menggantikan pendapatan yang hilang. Jadi untuk mengantisipasi sebelum benar-benar terjadi resesi, sediakan dana darurat.


Besarnya dana darurat yang ideal adalah untuk memenuhi kebutuhan dari 3 sampai 6 bulan ke depan. Masih ada waktu, segera hitung berapa besarnya dana darurat lalu mulai mengumpulkan untuk mengantisipasi hal yang terburuk terjadi.

4. Rutin Menabung dan Berinvestasi


Jika ada kelebihan uang dari pengeluaran Anda, tabung dan investasikan. Menabung bisa dilakukan di rekening terpisah untuk dana jaga-jaga atau kejadian tidak terduga dan likuid atau cepat untuk dicairkan.


Investasi adalah salah satu cara mengatur keuangan terbaik yang bisa Anda lakukan untuk melindungi uang tabungan Anda dari efek inflasi. Dengan berani mengambil risiko dan menempatkan uang Anda dalam bentuk investasi di saham dan obligasi, keuangan pribadi Anda maupun keluarga akan tumbuh lebih cepat dibandingkan Anda menaruh uang di rekening bank dalam bentuk tabungan dan deposito.


Anda bisa mulai berinvestasi dalam bentuk reksa dana pasar uang, reksa dana tetap, obligasi ritel Indonesia atau bahkan saham. Instrumen-instrumen tersebut memiliki imbal hasil di atas inflasi. Jadi aset investasi ini masih bisa mengalahkan inflasi.

5. Menghindari utang

Karena saat inflasi suku bunga meningkat, jadi sebaiknya hindari utang terutama utang yang bersifat konsumtif atau untuk gaya hidup.

6. Cari sumber penghasilan lain

Menghemat menjadi satu cara mudah untuk dilakukan, namun akan lebih aman jika Anda mampu menambah aliran kas masuk atau pendapatan untuk makin memperkokoh kesehatan keuangan pribadi maupun keluarga.


Menambahnya pemasukan ini bukan berarti gaya hidup juga meningkat. Saat inflasi melambung, tetaplah Anda hidup hemat dan uang dari pendapatan lain bisa untuk menabung atau investasi.

7. Susun anggaran baru

Sebagai solusi menghadapi inflasi, hendaknya Anda menyusun kembali rencana keuangan baik itu untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.


Bagi yang sudah berkeluarga, Anda bisa mendiskusikan bersama pasangan mengenai pola keuangan yang sehat, agar perekonomian keluarga tetap stabil dan kebutuhan terpenuhi.


Caranya dengan membuat daftar pengeluaran setiap bulannya. Hal ini dapat membantu Anda untuk mengetahui besarnya jumlah biaya yang harus dipersiapkan dan mengukur apakah pengeluaran tersebut sebanding dengan pendapatan yang Anda diterima.


Baca Juga: Kenali Untung Rugi Investasi Emas Dibanding Instrumen Lain!


Jangankan menjadi kaya, dapat hidup tenang disaat inflasi terjadi merupakan harapan semua orang. 7 cara mengatur keuangan di atas bisa Anda jalankan untuk menghadapinya.


Sumber: https://www.freepik.com/free-photo/covid-19-global-economic-crisis_11071689.htm#query=inflation&position=17&from_view=search&track=sph