Meluasnya sebaran kasus Covid-19 varian omicron, menggiring pelaku pasar untuk melirik aset lindung nilai seperti emas. Hal itu tercermin dari kenaikan harga emas yang hampir 1% akhir pekan ini.
Kehadiran varian omicron meningkatkan ketidakpastian dan kekhawatiran di pasar keuangan global, yang berpotensi menggerus nilai aset atau portofolio investor. Sementara itu, emas dikenal sebagai aset lindung nilai, di mana risiko penurunannya tidak sedalam produk investasi agresif lainnya, salah satunya saham.
Tak hanya emas global alias harga emas spot yang menunjukkan kenaikan. Harga emas Antam di Tanah Air juga mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini.
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk naik Rp 6.000 ke level Rp 932 ribu per gram, Sabtu (4/12). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback alias harga jual emas juga naik Rp 6.000 ke level Rp 826 ribu per gram.
Bahkan, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Februari 2022 kenaikannya mencapai 1,2 % ke level US$ 1.783,9 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) naik 0,82% ke level US$ 1.783,3 per troy ons.
Naiknya harga emas dipicu ketidakpastian pasar karena varian omicron dan penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat aluas US Treasury. Di samping itu, potensi Bank Sentral AS atau The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya lebih cepat, turut menjadi perhatian pelaku pasar.
Menurut Analis pasar senio OANDA, Edward Moya, pada Jumat 3 Desember 2021, emas diuntungkan dari pelarian investor ke aset aman. Kekhawatiran akan The Fed, situasi Covid karena varian delta dan omicron menimbuklan risiko terhadap prospek pertumbuhan jangka pendek.
Di samping itu, sentimen pasar keuangan secara luas juga tengah lesu. Hal tersebut diiring kejatuhan indeks saham Amerika, Nasdaq yang turun lebih dari 2 %. Penyebabnya karena data pekerjaan Negeri Paman Sam yang beragam, serta kekhawatiran akan keberlanjutan Covid-19, terutama varian omicron.
Sementara itu, imbal hasi obligasi AS untuk tenor 10 tahun, turun 1,4 % untuk pertama kalinya sejak September 2021. Kondisi tersebut menjadikan biaya peluang kepemilikan emas atau bunganya menjadi lebih rendah.
Emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sementara kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan biaya pemegang emas sehingga tidak memberikan imbal hasil.
Nilai pada emas perhiasan dan emas untuk investasi berbeda. Hal tersebut bergantung pada tingkat gramasi dan kandungan emas murni pada produk tersebut. Umumnya, emas batangan dipilih untuk investasi, karena semakin besar gramasi semakin baik harga yang diperoleh atau mendekati pergerakan harga emas global.
Selain emas batangan, saat ini sudah banyak platform yang menawarkan investasi secara digital, sehingga mempermudah masyarakat dalam bertransaksi hingga menyimpan emas.
- Harga emas batangan 0,5 gram Rp 516.000
- Harga emas batangan 1 gram Rp 932.000
- Harga emas batangan 10 gram Rp 8.815.000
- Harga emas batangan 25 gram Rp 21.912.000
- Harga emas batangan 50 gram Rp 43.745.000
- Harga emas batangan 100 gram Rp 87.412.000