Waktu dan terlebih dengan adanya masa pandemi Covid-19 tampaknya kian membuktikan bahwa emas merupakan salah satu instrumen investasi yang paling digemari oleh investor, terlebih investor perempuan.
Mengapa perempuan menyukai emas dan menjadikannya sebagai salah satu instrumen investasi?
Dari generasi ke generasi, salah satu kegunaan emas yang telah membumi adalah emas sebagai perhiasan. Iya, emas menjadi sarana untuk mempercantik diri khususnya bagi kaum perempuan yakni dengan dijadikannya emas sebagai bahan baku pembuatan perhiasan seperti kalung, anting, dan gelang.
Namun dalam waktu bersamaan kegunaannya sebagai perhiasan itu pula, logam mulia ini tidak kehilangan identitasnya sebagai salah satu instrumen investasi. Makanya tak heran, jika survei mengenai Jenis Investasi yang Dimiliki oleh Perempuan (2021), disebutkan bahwa emas merupakan jenis investasi yang paling banyak dimiliki perempuan di Indonesia dengan proporsi mencapai 69,8 persen.
Selain karena risikonya rendah, alasan perempuan lebih menyukai investasi emas adalah untuk menjadi simpanan masa depan keluarga dan anak, investasi yang tidak agresif, dan nilai emas atau harga emas cukup stabil dari tahun ke tahun.
Sebelum smart investor membeli emas, seperti apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan emas perhiasan serta emas batangan atau kerap disebut logam mulia? Berikut ulasan singkatnya yang dilansir Sakumas!
Emas perhiasan biasanya berupa cincin, gelang, anting, dan kalung. Emas perhiasan digunakan lebih untuk mempercantik penampilan. Keunggulan emas perhiasan itulah yang tidak dimiliki emas batangan atau logam mulia.
Di sisi lain, emas logam mulia seperti emas Antam umumnya berbentuk emas batangan maupun koin, jadi lebih cocok untuk disimpan di tempat yang aman.
Kadar kemurnian emas disebut dengan karat. Nah, kadar tertinggi 24 karat dimiliki oleh logam mulia dengan kadar emas 99,99 persen alias emas murni.
Berbeda dengan emas batangan, emas perhiasan biasanya memiliki kadar 22 karat atau kemurniannya hanya sekitar 91 persen.
Emas perhiasan kadarnya tidak setinggi emas batangan karena emas perhiasan perlu dibentuk dan dibutuhkan campuran logam lain seperti perak dan tembaga agar bentuknya tidak mudah berubah.
Di sisi lain, emas murni 24 karat sifatnya lunak dan mudah berubah sehingga tidak cocok untuk perhiasan. Makanya, emas logam mulia dengan kadar 99,99 persen lebih cocok dijadikan investasi karena tingkat kemurnian yang menjadikan nilainya lebih tinggi daripada emas perhiasan.
Emas perhiasan membutuhkan biaya untuk proses pembuatan yang besarannya bisa mencapai 10 persen hingga 20 persen dari harga emas. Hanya saja, biasanya biaya atau ongkos pembuatan emas perhiasan tidak akan dihitung pada nilai jual atau harga emas ketika dijual. Sebaliknya, tidak ada biaya pembuatan pada emas batangan.
Emas perhiasan dapat dijual kembali di toko emas, tempat membeli emas perhiasan maupun toko emas lainnya yang bisa menerima barang dari toko lainnya. Jadi sebaiknya nota pembelian emas perhiasan tidak hilang dan disertakan ketika akan menjual kembali.
Di sisi lain bukti pembelian atau sertifikat pembelian juga harus dimiliki investor yang memilih emas batangan. Emas batangan yang disertai sertifikat dapat dijual di toko emas yang terdapat di pasar maupun pusat perbelanjaan maupun penyedia penjualan emas.
Bagaimana sebaiknya investasi emas agar raih keuntungan?
Umumnya, jika untuk investasi jangka panjang, emas batangan atau emas murni, lebih banyak dipilih investor. Seperti sudah dibahas sebelumnya, emas perhiasan lebih cocok untuk dipakai tetapi nilainya kurang baik ketika dijual lagi, sementara emas batangan lebih tahan lama dan kadarnya tinggi sehingga cocok untuk investasi jangka panjang.
Sakumas adalah platform perdagangan dan backend settlement provider untuk komoditas Emas Digital. Sakumas adalah Pedagang Emas Digital pertama yang mendapatkan izin penuh dari Bappebti. Sakumas merupakan anggota dari Bursa Berjangka Indonesia (BBJ) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
Anda bisa memanfaatkan fitur jual beli emas online yang kini sudah tersedia di Sakumas sekarang juga!