Dalam membina rumah tangga, tentu kamu berharap untuk segera mendapatkan momongan bukan? Tapi perlu diingat, kamu harus sepenuhnya siap saat memiliki anak. Baik dari sisi mental, fisik, finansial seperti dana darurat maupun cara menerapkan pola asuh yang baik.
Peran orang tua pastinya punya porsi besar dalam membentuk karakter anak. Oleh sebab itu, orang tua harus bijak dalam mendidik anaknya agar menjadi pribadi yang cerdas dalam menyikapi sesuatu yang di jalaninya. Apa yang orang tua berikan kepada anak bisa menjadi dua hasil, pertama hasil yang baik dan kedua hasil yang buruk.
Mengetahui hal itu adakalanya bisa memicu konflik antara orang tua dan anak, dapat pula menyebabkan pertengkaran dengan anak ketika usia remaja di kemudian hari. Seorang anak mulai tumbuh rasa kemandirian yang tinggi dan menuntut kekuasaan adalah salah satu perubahan perilaku yang umum terjadi dari masa pra-remaja ke remaja. Tak jarang, perubahan perilaku ini dapat menyebabkan konflik antara orangtua dan anak.
Bagi orangtua, momen yang menantang inilah menuntut para orangtua untuk lebih banyak mendengarkan dan mendalami karakter anak. Mendengarkan keluh kesahnya dan membuat keputusan besar dengan melibatkan mereka. Mendebat anak pada saat anak mulai kritis adalah bentuk ketidak mampuan orangtua dalam mengedalikan egonya.
Peningkatan kebebasan sebagian remaja kerap dianggap oleh para orang tua sebagai pemberontakan. Namun, secara psikologis, keluarga yang sehat menyesuaikan dorongan pada remaja untuk mencapai kebebasan dengan memperlakukan remaja dengan cara lebih dewasa dan lebih melibatkannya dalam pengambilan keputusan keluarga. Sementara itu, keluarga yang tidak sehat secara psikologis lebih sering mengungkit-ungkit kekuasaan orang tua.
Berikut ini hal yang menjadi pemicu konflik orangtua dan anak remaja, simak ya sob!
Orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anaknya namun tak semua anak bisa berfikir jernih tanpa diberikan penjelasan terhadap penolakan permintaanya. Suasana sedang berkumpul dengan keluarga menjadi waktu yang pas untukmu bertanya kepada orang tua mengapa menolak keinginanmu dan sebagai orang tua harusnya memberikan alasan dan pengertian yang jelas kepada anaknya.
Memang dalam proses mencari jati diri tak jarang anak dibatasi dalam melangkah oleh orang tua padahal anak hanya ingin sukses dan menggapai cita-citanya namun orang tua masih menganggap masih kecil dan belum bisa mencoba hal itu. Namun peran orangtua sangat penting dalam proses jati diri anak dan sebagai orang tua juga harus selalu membimbing anaknya, mengikuti hal-hal apa yang ingin ia coba mengarahkan tujuan hidupnya dan selalu mengawasinya dengan baik.
Hubungan orangtua dan anak perempuan biasanya mencakup lebih banyak bicara, terutama dalam hubungan Mama dan anak perempuan. Tanpa adanya batasan privasi inilah yang membuat hubungan orangtua dan anak pada akhirnya akan menghadapi konflik, seringkali karena komunikasi yang berlebihan atau ekspresi verbal yang berlebihan, sebagai contoh misalnya mengatakan hal-hal yang menyinggung satu sama lain, karena terlalu banyak berkomunikasi.
Anak-anak pada usia berapapun juga paham, marah-marah bukan perbuatan yang pantas. Kita sebagai orang tua juga sering mengingatkan anak-anak untuk tidak melakukan hal yang sama ke temannya. Namun sayangnya ketika sudah terlanjur memarahinya, ini akan membekas seumur hidup yang berpotensi memicu konflik di kemudian hari.
Foto dari freepik.com