Shrinkflation adalah salah satu trik yang dapat digunakan pebisnis dalam mengatasi inflasi.
Sebagai gambaran, Anda pasti pernah menjumpai jajanan masa kecil yang isinya mengecil atau tidak sebanyak dulu, dong?
Nah, inilah yang disebut shrinkflation.
Fenomena shrinkflation kembali muncul sebagai upaya pebisnis untuk mengatasi inflasi akibat pandemi Covid-19.
IMF memperkirakan inflasi pada negara maju di tahun 2022 mengalami peningkatan dari 3,9% menjadi 5,7%. Sedangkan pada negara berkembang, di tahun yang sama terjadi kenaikan dari 5,9% menjadi 8,7%.
Lalu, sebenarnya apa itu shrinkflation? Apakah inflasi menjadi satu-satunya penyebab shrinkflation?
Kata shrinkflation, merupakan gabungan dari dua kata, yaitu shrink dan flation.
Shrink merupakan kata dalam bahasa Inggris yang memiliki arti penyusutan. Sedangkan flation diambil dari kata inflation yang dalam bahasa Indonesia artinya inflasi.
Shrinkflation adalah strategi bisnis dengan melakukan penyusutan kuantitas atau ukuran produk yang dijual.
Umumnya, shrinkflation dilakukan untuk menjaga agar produk yang diproduksi dapat tetap dijual dengan harga yang sama.
Meskipun begitu, tak jarang juga pebisnis yang melakukan shrinkflation sekaligus menaikan harga produk karena kenaikan harga barang baku.
Contohnya adalah Calbee Inc, sebuah perusahaan makanan ringan di Jepang. Mereka secara terang-terangan mengumumkan bahwa mereka mengurangi berat produknya sebanyak 10?n menaikkan harga produknya 10% pula akibat kenaikan harga barang baku.
Para ahli mengatakan bahwa shrinkflation bukan fenomena baru. Penyebab utama shrinkflation adalah inflasi yang memicu kenaikan harga barang baku, mahalnya tenaga kerja, hingga kenaikan biaya transportasi dan pengemasan.
Untuk mengakali kenaikan harga bahan baku, berikut cara yang dapat Anda lakukan untuk bisnis yang Anda kembangkan.
Mengharapkan keuntungan tentu merupakan hal yang wajar dalam berbisnis. Ketika dihadapkan dengan inflasi, shrinkflation bisa menjadi solusi bagi pebisnis.
Namun, terkadang situasi dilematis juga tak dapat dihindarkan ketika menghadapi masalah tersebut. Di satu sisi kenaikan harga bahan baku jelas membebani biaya produksi, di sisi lain berat rasanya untuk menaikan harga.
Untuk menghadapinya, berikut trik jitu untuk mengakali kenaikan harga yang dapat Anda terapkan.
Selain shrinkflation, cara menghadapi kenaikan bahan baku juga dapat dilakukan dengan mencari bahan baku alternatif. Hal ini bisa dilakukan dengan mencari pemasok yang menawarkan harga lebih terjangkau, tapi kualitas yang tidak jauh berbeda.
Atau bisa juga dengan mencari bahan baku alternatif. Misalnya, Anda pebisnis F&B dan biasanya membeli bahan baku impor, selagi inflasi melanda Anda bisa menggantinya dengan bahan baku lokal.
Kualitas produk yang menurun bisa saja membuat konsumen loyal beralih ke kompetitor. Sama halnya dengan kenaikan harga. Sehingga, tak jarang pebisnis yang menurunkan sedikit keuntungan agar loyalitas konsumen tetap terjaga. Misalnya, jika biasanya Anda mengambil keuntungan Rp7.000 dari setiap produk yang terjual, maka Anda bisa turunkan sedikit menjadi Rp6.000.
Misalnya, mengurangi biaya promosi berbayar dan cari promosi gratisan. Anda bisa memaksimalkan penggunaan media sosial untuk berjualan. Coba pelajari, Penerapan CRM Data untuk Meningkatkan Promosi Media Sosial.
Jika biasanya dalam satu kali produksi Anda menghasilkan 1.000 produk, dalam rangka mengatasi inflasi, cobalah untuk mengurangi jumlah produksi.
Tentunya sebagai pebisnis, naluri bisnis saja tak cukup. Anda juga perlu kreativitas yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan untuk mengakali situasi yang tidak menguntungkan, seperti inflasi yang tak dapat dihindarkan.
Salah satu hal yang harus selalu diperhatikan dalam berbisnis adalah melakukan pengembangan bisnis.
Itulah yang perlu Anda ketahui tentang Shrinkflation, trik ampuh para ebisnis untuk mengatasi inflasi.
Sumber: https://www.pexels.com/photo/woman-sitting-behind-the-desk-and-looking-at-receipts-5900074/