Jakarta - 22 April
2020 | Bank terbesar kedua di Amerika Serikat, Bank of America (BOA), Kembali
menaikkan prediksi harga emas dunia hingga US$ 3.000 / oz. Nilai ini adalah
titik tertinggi prediksi dari BOA dan bila ini terjadi, akan menjadi titik
tertinggi emas sepanjang sejarah manusia. Hal ini dilakukan setelah beberapa
sebelumnya BOA memprediksi harga emas hingga US$ 2.000 / oz.
Sebagai tolak ukurnya, saat artikel ini ditulis, harga emas
dunia berada di US$ 1.700 / oz atau Rp 840.000 / gram. Bila prediksi tersebut
terjadi, dengan asumsi nilai tukar Dollar dan Rupiah yang sama, maka harga emas
akan menembus Rp 1.400.000 / gram.
CEO Sehatigold.com turut memberikan pandangannya atas skenario-skenario
yang mungkin terjadi dalam kurun waktu dekat nanti.
“Ketakutan dunia finansial berperan besar dalam mendorong
harga emas dunia. Beberapa saat lalu International Monetary Fund (IMF) turut
memberikan pernyataan yang sangat mengkhawatirkan. Mereka memperkirakan ekonomi
dunia akan mengalami resesi terbesar sepanjang sejarah yang melebihi The
Great Depression di tahun 1930an,” kata Denny, Rabu 22 April 2020.
“Efek dari pandemik COVID-19 telah membekukan pabrik-pabrik,
perdagangan, manufaktur, pariwisata, pertambangan, dan banyak aktivitas
lainnya. Hal ini sudah terbukti dari anjloknya harga kontrak minyak dunia yang
menembus angka negatif. Sekali lagi, sesuatu yang pertama kali terjadi di
sejarah finansial manusia. “
“Cobalah Anda pelajari sejarah harga minyak dunia semenjak
manusia menciptakan pasar komoditas. Tidak pernah hal ini terjadi, “ tegasnya.
Emas dan Relasinya dengan Resesi Ekonomi
Denny menerangkan bahwa harga emas sangat erat hubungannya
dengan kondisi ekonomi dunia.
“Kembali ke hubungan sebab-akibat resesi ekonomi terhadap
harga emas, efek resesi ekonomi sudah pasti akan berusaha dilawan oleh
Pemerintah di seluruh dunia untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat,
terutama masyarakat kelas bawah,” lanjutnya.
“Sejarah telah menunjukkan bagaimana Pemerintah di seluruh
dunia akan berusaha mempertahankan pergerakan roda ekonomi dengan melakukan
kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal. Salah satunya adalah dengan memberikan
stimulus ekonomi seperti subsidi, bantuan tunai langsung, suku bunga negatif,
dan lain sebagainya. Dan hampir segala jenis stimulus ekonomi akan memberikan
tekanan besar terhadap nilai mata uang fiat.”
“Inilah yang pada akhirnya mendorong masyarakat untuk
berbondong-bondong membeli emas untuk melindungi asetnya dari gerusan inflasi,”
terang Denny.
Emas Sebagai Aset Anti Resesi
Berbekal pengalaman melakukan perdagangan komoditas emas,
Denny menerangkan bahwa dirinya percaya bahwa emas adalah jenis aset yang
paling tepat untuk dibeli saat ini. Melalui platform marketplace yang
dirintisnya, semua orang akan mampu membeli emas sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
“Sehatigold.com memungkinkan masyarakat untuk membeli emas
dengan nominal mulai dari 0,01 gram atau sekitar 8 ribu rupiah,” terangnya.
“Harapan kami adalah dengan adanya platform Sehatigold, kami
dapat membantu masyarakat Indonesia untuk melawan resesi yang akan datang ini
dan mengurangi dampaknya terhadap aset kita,“ tutupnya.
https://www.nytimes.com/2020/04/14/us/politics/coronavirus-economy-recession-depression.html