Saat sudah memutuskan untuk berprofesi sebagai fulltime freelancer, maka pada saat itu juga Anda harus sudah siap dengan berbagai resiko keuangan yang sangat tidak menentu. Kenapa? Karena pada dasarnya penghasilan freelancer sangat bergantung pada jumlah dan nominal projek yang mereka terima.
Dengan adanya asumsi tersebut, jenis pekerjaan freelance justu malah kian diminati oleh kalangan pemuda, seperti generasi millenial dan gen z. Sribulancer menyebutkan bahwa angka freelancer di Indonesia pada tahun 2019 meningkat sebesar 16?ri tahun sebelumnya.
Selain itu, beberapa diantaranya juga ada yang mempunyai kebutuhan dalam menjelajah dirinya lebih dalam karena belum menemukan jenis dan bidang pekerjaan yang sesuai dengan minatnya. Sehingga, mereka akan mempunyai waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk mencoba berbagai jenis bidang karena tidak terikat kontrak.
Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bekerja sebagai freelancer memiliki risko keuangan yang tidak menentu dan hal ini tidak bisa dihindari. Meskipun demikian, pada dasarnya freelancer tetap bisa hidup tenang namun dengan bentuk pengelolaan keuangan yang tepat.
Dalam jenis keuangan apapun, pada dasarnya pengelolaan keuangan adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Jadi, walaupun digaji dengan gaji tetap, resiko sulit mengatur keuangan akan tetap muncul jika tidak melakukan pengelolaan dengan baik. Terlebih lagi untuk penghasilannya yang tidak menentu.
Oleh karena itu, kali ini Sakumas akan memberikan tips mengatur keuangan untuk freelancer!
Hal pertama dan tidak boleh dilewatkan oleh semua orang dalam berbagai pekerjaan, termasuk freelancer, dalam mengatur keuangan adalah merencanakan biaya bulanan. Melakukan perencanaan biaya bulanan bisa di ibaratkan layaknya kompas dalam hal pembelanjaan uang.
Tanpa membuat perencanaan keuangan, kita akan kesulitan dalam membelanjakan uang, karena tidak memerhatikan perbelanjaan berdasarkan skala prioritas atau hanya belanja berdasarkan emosi saja.
Hal ini tentunya bukanlah bentuk kesehatan keuangan yang baik. Pembelanjaan uang bulanan harus dilakukan secara efesien dan efektif, terlebih lagi dengan adanya asumsi pemasukan yang tidak menentu seperti freelancer.
Jika hal ini tidak dilakukan, maka bisa saja Anda akan kehabisan uang sebelum akhir bulan karena melakukan pembelian pada berbagai barang yang tidak terencana atau kurang diperlukan.
Lebih parahnya lagi jika pada bulan berikutnya ternyata Anda tidak mendapatkan atau hanya mendapatkan sedikit projek. Kondisi ini tentunya akan membuat kondisi Anda semakin bermasalah.
Oleh karena itu, setiap freelancer harus melakukan perencanaan biaya anggaran. Sederhananya, biaya ini terbagi menjadi tiga bentuk keuangan, yaitu kebutuhan pokok, tabungan, dan gaya hidup yang bisa Anda gunakan untuk memenuhi hobi atau kesenangan lain agar kesehatan psikologis Anda bisa terjaga.
Meskipun penghasilan bulanan tidak menentu, bahkan mungkin bisa jadi tidak ada projek, namun Anda perlu memiliki target penghasilan minimal agar Anda bisa memenuhi kebutuhan hidup Anda setiap bulan. Penghasilan minimal tersebut merupakan biaya yang Anda keluarkan untuk kebutuhan pokok, seperti makan, tempat tinggal, listrik, air, internet, dll. Sehingga, dana untuk lifestyle dan menabung bukanlah prioritas utama.
Dengan melakukan hal ini, maka tiap bulannya Anda tidak perlu khawatir akan biaya harian dan bisa semakin semangat dalam mendapatkan projek karena memerlukan target minimal. Namun, target minimal hanyalah target minimal, akan lebih baik lagi jika Anda mampu mendapatkan projek yang lebih besar.
Kenapa? Karena kebutuhan Anda bukan hanya untuk kebutuhan pokok sehari-hari, namun Anda juga perlu menabung dan melakukan berbagai hobi yang Anda suka. Titik tekannya memang ada pada biaya minimal yang harus Anda dapatkan jika siklus keuangan ingin terus lancar.
Andapun tidak perlu menggunakan dana darurat terlalu sering. Jagalah dana darurat itu agar tetap cukup, jadi Anda tidak perlu meminjam uang kesana-sini lagi kedepannya. Jadi, memilih menjadi seorang freelancer harus memiliki target penghasilan minimal sebagai bentuk gajian tiap bulan.
Pada dasarnya, tiap orang harus memiliki dana darurat, terlebih lagi untuk seorang freelancer. Kenapa? Karena ketidakpastian ekonomi pada freelancer biasanya lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berstatus sebagai karyawan.
Bisa saja seorang freelancer tidak mendapatkan projek selama berbulan-bulan, artinya pendapatan mereka adalah sama sekali tidak ada dalam kurun waktu tersebut. Padahal, projek adalah mata pencarian utama para freelancer.
Seorang konsultan keuangan bernama Prita Ghozie bahkan menyarankan agar para freelancer mempunyai dana darurat sebanyak 10x biaya bulanannya. Hal ini diperlukan karena adanya risiko ketidakpastian yang akhirnya mampu memberikan efek negatif bagi para freelancer.
Jadi, selain membuat rencana biaya bulanan dan target penghasilan bulanan minimal, Anda juga masih bisa meminimalisirnya dengan dana darurat yang cukup.
Jika Anda masih belum memiliki dana darurat, Anda bisa menetapkannya sebagai bentuk prioritas tabungan yang harus Anda kumpulan setiap kali mendapatkan hasil dari setiap projek yang Anda selesaikan. Selain itu, Anda juga bisa menyisihkan sedikit dana jika sudah berhasil menyelesaikan projek tertentu. Pada intinya, Anda harus lebih fokus dalam mendapatkan dana darurat.
Untuk bisa mengelola keuangan secara sempurna, membuat rekening bank secara terpisah sangat diperlukan oleh setiap orang, apapun profesinya. Kenapa? Karena hal ini mampu membantu keuangan Anda agar tidak tercampur dengan dana yang lain. Namun untuk apa seorang freelancer memiliki 3-4 tabungan terpisah?
Rekening Pertama untuk kebutuhan bulanan. Rekening ini berperan khusus sebagai sumber pembayaran segala bentuk kebutuhan harian yang Anda perlukan. Rekening Kedua untuk menabung yang harus Anda pisahkan dari rekening kebutuhan agar Anda bisa lebih fokus lagi dalam mendapatkan target menabung.
Rekening Ketiga untuk project. Jika beberapa orang hanya memiliki 2-3 rekening terpisah, maka sebagai freelancer Anda harus membuat rekening khusus yang bisa digunakan oleh klien Anda untuk membayar upah projek. Uang yang ada di dalamnya nanti bisa Anda salurkan ke rekening lain.
Dengan adanya rekening projek, maka akan lebih mudah juga bagi Anda untuk membuat catatan keuangan bisni. Rekening terakhir untuk lifestyle yang mungkin bisa Anda satukan atau pisahkan dengan rekening bulanan jika model lifestyle bukanlah kebutuhan yang berarti untuk Anda.
Selain Anda harus memastikan minimal penghasilan bulanan Anda cukup untuk membayar segala cicilan, freelancer yang memiliki beban angsuran yang besar juga sangat disarankan untuk mampu melunasi tagihan pada awal waktu ketika sedang mendapatkan projek besar.
Hal ini agar membuat Anda lebih tenang dan demi meminimalisir adanya tunggakan jika pada bulan berikutnya penghasilan Anda tidak cukup untuk membayar untuk menutupi cicilan tersebut. Sehingga, Anda tidak perlu lagi khawatir jika dibulan berikutnya penghasilan Anda tidak cukup.
Pun sama halnya pada tagihan bulanan yang bisa Anda bayar pada awal bulan. Jika nilai projek yang Anda terima cukup untuk membayar tagihan bulanan, maka lebih baik untuk membayarkan tagihan tersebut pada beberapa bulan kedepan.
Jadi, cobalah untuk merincikan seluruh tagihan bulanan dan cicilan apasaja yang perlu dibayar, lalu buatlah skala prioritas dalam melunasi cicilan atau jika memungkinkan, bayarlah pada awal bulan.
Nah, itulah beberapa tips tepat yang bisa Anda lakukan jika memilih bekerja sebagai freelancer. Semoga tips dari Sakumas ini bermanfaat, ya!
Ilustrasi : https://unsplash.com/photos/fDsCIIGdw9g