Berdamai Dengan Quarter Life Crisis

Berdamai Dengan Quarter Life Crisis

Posted By: Admin, 2022-02-28


  Share:


Menjadi dewasa merupakan keharusan bagi setiap orang, sebab tentunya kalian nggak bisa menahan laju waktu. Tak jarang itu memunculkan kerentanan psikis lho. Oleh sebab itu, mempersiapkan sebaik-baiknya masa dewasa adalah proses melewati krisis tersebut. Biasa menyerang seseorang di usia pertengahan 20-30 tahun, Quarter Life Crisis (QLC) biasanya juga diikuti dengan munculnya rasa kesepian, cemas, dan bingung dengan tujuan hidupnya. Tak jarang pula seseorang menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Timbulnya Quarter Life Crisis disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar yang kemudian mendorong dirinya untuk terus-menerus memikirkan hal-hal dalam hidup sehingga timbulah kegelisahan dan rasa tertekan. Pertanyaan yang dianggap ringan oleh sebagian orang, seperti “Kapan lulus? Bekerja dimana? Kapan Menikah? Usia segini kok belum mapan?” sebenarnya justru yang paling banyak memberatkan pikiran seseorang. Quarter Life Crisis (QLC) adalah hal yang lumrah, apalagi di usia seperempat abad, beban dan kebutuhan hidup pun bertambah.

Fenomena Quarter Life Crisis sebenernya ini sudah lama ada, beberapa jurnal penelitian ilmiah juga sudah membahasnya. Bahkan Linkedin pernah melakukan survey pada tahun 2017 yang menunjukkan sebanyak 75?ri usia 25-33 tahun di dunia mengaku pernah mengalami Quarter Life Crisis dengan usia rata-rata 27 tahun.

Pemicu Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis  merupakan periode dimana manusia mulai masuk masa dewasa. Krisis ini dianggap sebagai masa sulit yang dialami generasi usia 25-30 tahun, dimana kamu mungkin merasakan serangan emosional luar biasa yang datang dari dalam dan luar dirimu sehingga kamu menjadi cemas, tidak nyaman, kebingungan dengan arah hidup, merasa salah arah dan putus asa.

1. Pilihan Hidup

Fase dimana dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup. Mulai dari pilihan untuk melanjutkan studi, langsung bekerja, sampai memutuskan menikah. Dari situ, mungkin akan dihantui perasaan anxious, insecure, sampai overthinking. Hal itu antara lain disebabkan oleh dilema akan pilihan hidup sob!

2. Ekspetasi

Mendapatkan beban ekspektasi dari orang lain dapat menjadi beban mental terhadap diri kamu sendiri yang akhirnya menyebabkan stres berkepanjangan. Contohnya seperti ekspektasi keluarga terhadap kamu yang harus menikah sebelum menginjak usia 30 tahun.

3. Masalah percintaan

Kamu mungkin merasakan kecewa, kesedihan, dan putus asa setelah putus cinta dengan pasangan yang telah lama menjalin hubungan bersama yang tentunya wajar jika kamu merasakan stres atau krisis seperempat abad.

4. Hidup sendiri

Pastilah sulit saat kamu memutuskan untuk hidup sendiri dan jauh dari keluarga. Kamu harus bisa mengatur keuanganmu dengan cermat dan bijak sambil menahan godaan dan nafsu untuk berfoya-foya. 

Keluar dari zona nyaman, kunci quarter life crisis

Tentu aja nyoba hal baru. Rasa depresi dan anxiety akibat quarter life crisis bisa kamu hilangkan dengan nyobain hal-hal yang belum pernah kamu coba sebelumnya. Kamu juga bisa ciptain goals baru buat dirimu. Hal ini bisa ngebuat kamu makin termotivasi dan ngerasa diri lebih positif. Kamu bisa ngebuat daftar hal-hal yang ingin kamu capai dalam waktu 5 tahun ke depan, misalnya.

Namun, jangan lupa untuk tetap realistis ya. Jangan lupa untuk buat goals yang selaras dengan tujuan dan keinginan pribadimu. Hati-hati, terkadang quarter life crisis juga bisa ngedorong kamu untuk bertindak sangat ekstrem dan impulsif. Meskipun hari ini kamu merasa memiliki hidup yang kurang baik, percaya bahwa kamu dapat mendapatkan masa depan yang lebih baik, bisa menjadi salah satu motivasi hidup. Percayalah bahwa apa yang kamu lakukan sekarang akan menentukan masa depan.

Sumber foto : freepik.com